Selasa, 15 September 2015

" Master Of GRUNGE "

“Bisa dibilang musik adalah agama kita… di dalamnya ada filosofi, etika, dan ritualnya.
Waktu dan uang kita habis di musik. Agamamu adalah dimana uang dan waktumu lebih banyak kau gunakan!
It’s all about Rock n’ Roll !!!”
– Robi (vokalis Navicula)

Navicula didirikan tahun 1996 di Bali, Indonesia. Formasi Navicula terkini adalah: Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bass), Gembull (drum). Nama Navicula diambil dari nama sejenis ganggang emas bersel satu, berbentuk seperti kapal kecil (dalam bahasa Latin, Navicula berarti kapal kecil). Band ini mengusung rock sebagai warna dasar musik mereka, berpadu dengan beragam warna etnik, folk, psychedelic, punk, alternatif, funk, dan blues. Liriknya sarat dengan pesan aktivisme dan semangat tentang Damai, Cinta dan Kebebasan.

Navicula dikenal aktif di dunia indie musik, walau sempat kontrak dengan major label Sony-BMG di tahun 2004. Bersama Sony-BMG, Navicula merilis album ke-4 mereka yang berjudul, Alkemis. Namun, tahun 2007 album ke-5 mereka, Beautiful Rebel, dirilis secara independen dan band ini kembali mengobarkan semangat idealisme mereka melalui jalur indie. Tahun 2009 Navicula merilis album ke-6 yang berjudul “Salto”, dan sekrang mereka sedang mengerjakan album ke-7 (tanggal rilis masih belum diumumkan). Navicula bermarkas di Bali dan tetap eksis di dunia musik nasional hingga saat ini.

Musik Navicula dipengaruhi kuat oleh alternatif rock 90-an, terutama grunge/seattle-sound dari band-band macam Soundgarden, Pearl Jam, Alice in Chains, dan Nirvana. Namun, yang membuat musik mereka menjadi sedemikian unik adalah pekatnya pengaruh budaya Bali saat ini sebagai melting-pot dunia (tempat bercampurnya beragam budaya, termasuk budaya klasik Bali hingga budaya modern internasional), dan kesempatan untuk berkreasi di suatu kondisi yang sangat kontras ini.

Navicula, sebuah band grunge yang dikenal dengan sebutan “the Green Grunge Gentlemen” karena aktifnya mereka di dunia aktivisme sosial dan lingkungan. Tumbuh di Bali, band ini menyerap banyak inspirasi dari beragam budaya dan informasi dari berbagai belahan dunia, isu sosial, serta perubahan ekologi yang terjadi di Bali dan dunia secara global, dan menjadikannya sebagai topik lagu-lagu mereka. “Isu lingkungan hidup merupakan masalah vital yang sangat mempengaruhi kita semua saat ini, sehingga kami percaya sangatlah penting untuk bertindak segera dan melakukan apapun yang kita bisa untuk menyebarkan kesadaran dan pemahaman mengenai isu lingkungan ini. Kami memiliki musik; memiliki media berpengaruh dan bahasa universal, dan dengan media inilah kami berjuang menyebarkan kesadaran positif, terutama bagi kaum muda sebagai agen perubahan. Kami percaya, lewat kegiatan berkesenian, kami bisa menebar benih perubahan. Kita perlu berubah, dan Navicula ingin menjadi bagian dari perubahan ini,” kata Navicula


Sejak sore hari, band Navicula adalah salah satu guest-star yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung yang hadir di Swarga Café, Bandung (18/6). Kedatangan mereka disambut oleh sorak-sorai ratusan grunge people yang memenuhi acara gratisan satu ini. Dengan semangat bak aktifis sosial, Navicula yang dimotori Robi sang vokalis, sedikit demi sedikit mengobati ketidaksabaran para pengunjung dengan penampilan mereka yang impressive, komunikatif, dan berakhir dengan kepuasan (baca : eargasm).

Suguhan berbagai isu lingkungan yang dibungkus oleh getaran musik rock, sukses menjadi media transfer energi dan pesan positif, dari mereka untuk kita semua. Kritik-kritik bernada pun mereka kumandangkan dengan semangat membara. Mulai dari Jakarta sang kota metropolitan, hingga ke prediksi bahwa terancam punahnya spesies orangutan akan segera mengkonversi keberadaan populasi mereka menjadi sebuah kisah legenda (seperti kisah dinosarurus) di telinga anak-cucu-cicit kita kelak. Perpaduan antara lagu Navicula berjudul “Orangutan” dan hangatnya kondisi di sana seolah berbisik kepada saya, bahwa grunge dan orangutan adalah dua item langka yang sama-sama perlu pelestarian. Dan malam itu, kantong komunitas grunge Bandung sebagai penyelenggara acara ini, seolah berhasil membangun surga bersama antara pemain dan penonton di atas satu atap, atas nama satu kecintaan terhadap scene musik grunge yg tidak pernah mati.

Tidak sampai 60 menit berjalan, band potensial dari pulau dewata tersebut sukses membakar satu-satunya mini-stage di sana, seiring datangnya klimaks acara yang terasa sangat powerful. Bisa dibilang, movement ini berupa gigs kecil-kecilan dengan euphoria yang besar-besaran. Penampilan Navicula sukses membuat saya sangat penasaran untuk menggali lebih dalam tentang sosok mereka. Di mata saya, band satu ini memiliki visi dan filosofi yg unik dalam bermusik. Jelas, keterampilan mereka dalam mengolah dan mengulik instrument musik adalah sama baiknya dengan keterampilan mereka dalam mengolah mengulik isu lingkungan. Dua hal tadi cukup menjadi alasan kenapa di pulau Bali sana, band satu ini dapat tumbuh menjadi besar. Saya merasa bersyukur atas kesempatan untuk mewawancarai Robi sang vokalis, yg malam itu menggetarkan venue dengan salah satu himbauannya yg terngiang-ngiang di benak saya : “Waspadailah diri kita dari ancaman diri kita sendiri”.

Semua personil dan crew Navicula dengan cepat bergegas meninggalkan stage sesaat setelah mereka menuntaskan penampilannya, kecuali Robi (yang lebih memilih untuk beristirahat dengan duduk-duduk di venue). Tanpa buang waktu lagi, saya langsung menghampiri beliau. Robi menyambut saya dengan hangat, pertanda beliau bersedia untuk diajak ngobrol-ngobrol. Sama seperti halnya berbincang dengan seorang aktifis sosial pada umumnya, percakapan antara kami pun dimulai dengan santai, cukup kaya akan tawa, namun tidak miskin akan bobot.

GIMANA PERASAANNYA SETELAH MAIN DI BANDUNG??

Kami dari dulu emang pengen main di Bandung. Sebelumnya udah pernah sih main di Bandung, kami sempat main di Fame Station & GOR Saparua. Saat itu kami mampir ke Bandung dalam rangka tampil dalam pre-event Java Rockinlad. Tapi kalo main langsung di dalam kantong komunitas musik grunge di Bandung, baru kali inilah pertama kalinya. Sebenarnya kami dari dulu udah punya rencana untuk main di acara seperti ini, tapi selalu kebentur sama kerjaan, atau kebentur sama biaya transportasi dari Bali ke

Bandung. Kalo untuk saat ini kan kebetulan kami habis tampil di event Pekan Raya Jakarta, jadi kami masih punya sisa-sisa waktu, dan sekarang ini kan kebetulan pas di saatweekend, di mana kami masih ada waktu libur. Jadi sebelum langsung terbang ke Bali kami bisa mampir ke Bandung untuk main di sini.

MENURUT BLI ROBI SENDIRI (SEBAGAI MUSISI GRUNGE), ATMOSFIR GRUNGE ITU SENDIRI BISA LEBIH TERASA HIDUP JIKA ANDA SEDANG MANGGUNG DI PANGGUNG KECIL SEPERTI INI, ATAU DI STAGE YANG BESAR ??

Pada intinya semua sama. Tapi kalo menurut saya pribadi, saya lebih suka sama suasana yang terasa lebih intim, seperti di sini. Yang tidak ada batasan antara penonton dan si pemain. Jadi dari panggung saya bisa sampe mencium bau-bau keringat, dan justru dengan seperti itu soul dari sebuah gigs bisa lebih kerasa. Tapi, tetep kok ada enaknya juga jika kita manggung di stage yang besar. Jarang-jarang kita

bisa nyetel volume pada amplifier 4×12 sampe full, soalnya kalo di rumah saya ga akan mungkin, volume meter baru nyampe angka 2 aja suaranya udah kenceng banget (tertawa).

BLI ROBI, TOLONG JELASIN SEDIKIT DONG TENTANG GEAR YANG ANDA PAKE UNTUK PERFORM BARUSAN. SOUND GITARNYA ASIK BANGET

Kami cuman memberdayakan equip yang udah ada, kebetulan ampli yang disediain di sini emang udah bagus-bagus. Saya pake gitar Fender Jaguar-Mustang, gitar yg didesain oleh Kurt Cobain sebelum dia meninggal. Saya pake yang bikinan Jepang. Soundnya emang Crunchy.

NAVICULA BERDIRI DARI 1996, JADI PADA TAUN 2012 INI, BAND NAVICULA UDAH GENAP BERUSIA 16 TAHUN. NAH, ADA RENCANA APA NIH UNTUK PERAYAAN SWEET-SEVENTEEN NYA? NEXT YEAR, MAYBE?

Oh, justru baru kepikiran sekarang ketika kamu nanya gini (tertawa), sampai sekarang belum ada rencana apa-apa.

 NAH, KALO RENCANA NAVICULA NGELUARIN ALBUM BARU KAPAN NIH,

BLI?? TERAKHIR RELEASE ALBUM TAHUN 2009 KAN??

Iya, taun 2009. Untuk album baru, sekarang ini kami lagi ngegarap. Kebetulan untuk album baru kali ini kami dapet produser orang Hawaii. Mudah-mudahan sebentar lagi album baru kami bisa beres (tersenyum).

BISA DICERITAIN GA BLI, KENAPA DARI AWAL NAVICULA LEBIH MEMILIH MUSIK BER-GENRE GRUNGE??

Zaman saya masih ABG, saya tumbuh bersama musik grunge. Saat itu musik alternatif 90-an lagi naik-naiknya. Itu pas zaman saya masih SMP-SMA. Ada sebuah joke musik yg berlaku pada saya. Joke-nya berbunyi : “Musik apa yg kamu dengarkan saat kamu SMA, maka itu akan menjadi musik yang kamu dengarkan seumur hidup” (tertawa).

 KENAPA LIRIK-LIRIK LAGU NAVICULA BERTEMAKAN KRITIK SOSIAL??

Untuk lirik yang berbau pesan kritik sosial, alasannya karena  di luar aktifitas bermusik, saya kerja sebagai konsultan di beberapa LSM yg kebetulan bergerak di bidang lingkungan. Saya berpikir dan bertanya-tanya, kenapa info-info seperti ini hanya untuk kalangan LSM, pemerintah, dan institusi-institusi tertentu saja? Padahal sebenarnya isu-isu seperti ini harus lebih terdengar luas ke seluruh publik. Karena di sini saya suka musik, maka saya merasa harus berbicara dengan bahasa yang saya mengerti. Dan kebetulan musik itu sendiri adalah bahasanya anak muda. Jadi terbentuk sebuah konsep bahwa saya adalah seorang jurnalis yang memakai musik sebagai sebuah media.

KALO NAMA “NAVICULA” ITU SENDIRI ARTINYA APA??

Saya ambil nama itu dari buku biologi, navicula itu sejenis ganggang emas bersel satu.

PENDAPAT ANDA TENTANG SKENA GRUNGE DI INDONESIA??

Indonesia memiliki dua sampai tiga scene grunge yg bagus. Kalo ingin describe yg lebih jelas, teman saya Yeyen bikin buku berjudul “Indonesian Grunge”, di sana dijelaskan perkembangan scene grunge di Indonesia dari generasi ke generasi. Generasi awal grunge di Indonesia, ya generasi seperti saya, yang memang dari zaman SMA udah mengikuti awal perkembangan musik grunge. Di buku itu juga dijelasin

perkembangan grunge setelah era kematian Kurt Cobain (Nirvana), lalu bangkitnya era retro. Nah sekarang kan balik ke zaman retro lagi, karena trend musik dan trend fashion itu selalu berputar. Aksesoris-aksesoris iconic, seperti kemeja flanel kini trend-nya naik lagi, sepatu boots Doc Marten mulai kembali laku terjual. Intinya scene grunge tetap hidup di Indonesia. Scene grunge di Indonesia dari dulu sebetulnya udah ada, cuman masih berbentuk kantong-kantong komunitas berukuran kecil yang letaknya menyebar. Nah berhubung sekarang udah zamannya internet, mungkin ada baiknya kalo semuanya disatukan.

MENURUT BLI ROBI, SEBERAPA PENTINGKAH ERA INTERNET & TEKNOLOGI UNTUK PARA MUSISI??

Untuk teknologi, jelas mempermudah musisi untuk rekaman. Sekarang kita bisa home-recording dengan biaya yang jauh lebih murah. Kalo untuk internet, media promosi jadi lebih terbuka. Dulukan promosi lagu-lagu masih dikuasai sama major label, tanpa mereka kita ga bisa mempromosikan karya-karya kita ke luar. Kalo sekarang, kita punya media untuk musik kita sendiri. Ada Youtube, Facebook, Twitter, dan semua media yang murah meriah. Ini sangat memfasilitasi band-band yang memilih jalur diluar mainstream. Internet itu bisa sangat bermanfaat kalo kita menggunakannya dengan bijak.

PENDAPAT ANDA TENTANG ACARA TV, RADIOSHOW??

Hingga saat ini, acara RadioShow adalah acara musik yang paling update dibanding acara-acara lain di TV yang berisikan live show music. Walaupun semua acara musik di TV sama-sama berkembang, yang perkembangannya paling sophisticated ya RadioShow. Acara tersebut membawa musisi-musisi cutting edge untuk tampil di TV. Jadi dibanding acara musik yg lain, RadioShow yg paling mendinganlah (tertawa). Timing-nya juga pas, ketika orang-orang bosen sama acara musik di TV yg gitu-gitu aja, acara ini muncul. Saya bakal berusaha menyambut positif semua yg ada di TV, karena saya sendiri kan orang media. Saya tidak menyatakan anti terhadap media, tapi kalo acara yang ada di TV jelek, saya bakal bilang jelek, kalo acaranya bagus, ya bakal saya bilang bagus.

NAH, GIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG BAND-BAND YG MASIH SATU VISI

DENGAN NAVICULA (KHUSUSNYA DALAM TEMA LIRIK LAGU), SEPERTI

EFEK RUMAH KACA DAN IWAN FALS??

Kalo untuk Iwan Fals, jujur saya memang tumbuh dengan lagu-lagu beliau. Jelas saya ter-influence banget sama Iwan Fals. Beliau adalah icon yg berjuang di zamannya. Opini pribadi saya tentang beliau, Iwan Fals berjuang dengan mengkritisi era orde baru. Ketika orde baru sudah tumbang, maka perjuangannya relatif sudah selesai. Dan zaman berubah, perjuangan pun akan berubah. Apa yang diperjuangkan dan apa yang harus dilawan pun ikut berubah. Siapa yang menjadi musuh pun berubah (tersenyum). Berarti memang zaman ini membutuhkan icon baru. Band-band seperti Navicula dan Efek Rumah Kaca saat inilah yang sedang berjuang di eranya kita. Kalo saya sendiri menganggap bahwa isu yang paling krusial di era sekarang ini adalah isu lingkungan, sehingga Navicula berjuang dengan mengangkat isu lingkungan. Karena ini isu krusial yang sedang terjadi di zaman kita.

SEBERAPA PENTING VISI BERMUSIK SEPERTI INI UNTUK KAUM MUSISI DI INDONESIA??

Sebenarnya kan memang tidak ada batasan dalam menyuarakan seni, semua balik lagi ke pilihan masing-masing orang. Navicula seperti ini juga karena pilihan, kami yg memilih jalur ini. Karena percuma juga kalo kita bikin lirik tentang pencerdasan tapi tidak didasari kejujuran dan kesadaran dari nurani kita sendiri. Kalo yang terjadi di diri saya, karena awalnya topik-topik mengenai isu lingkungan adalah topik yang emang sudah saya ketahui, jadi saya tergerak untuk mengangkatnya lewat musik. Karena kebetulan kerjaan saya juga memang di bidang tersebut, kebetulan saya juga jadi pengajar bidang pertanian di Bali International School (tertawa). Jadi topik seperti ini emang udah sangat familiar dengan saya pribadi, maka saya bisa jujur dalam proses kreatifnya.  Intinya, semua seniman harus menyampaikan sesuatu dalam ekspresinya, kalo gak mau menyampaikan sesuatu dalam berekspresi, ya gak usah aja jadi seniman (tertawa).

YUP, SETUJU BLI!! SEKARANG CERITAIN SEDIKIT DONG PERTEMANAN ANTARA NAVICULA DENGAN SUPERMAN IS DEAD ITU KAYA GIMANA, KAN SAMA-SAMA BAND DARI BALI TUH, NAMPAKNYA KALIAN PUNYA PERSAMAAN VISI DALAM BERMUSIK… 

Yaa, kami itu udah lama jadi temen nongkrong bareng. Bahkan dulu kita sempat satu manajemen, makanya dari sana Navicula dan SID sempet masuk label Sony BMG bareng-bareng (tertawa). Dan untuk album Navicula yg kelima, yang jadi produsernya itu Bobby Kool (vkcalist + gitaris SID). Kalo sama Jerinx (drummer SID), saya sama dia emang temen main di rumah, dulu rumah kami berdekatan jaraknya. Karena kami udah kenal lama, jadi bisa dibilang Navicula dan Superman Is Dead adalad dua band yang memiliki concern yang sama. Kami adalah band asal Bali yang ingin memajukan Bali, juga negeri ini, ke arah yang lebih baik. Kami sama-sama tidak ingin Indonesia terpuruk terus-menerus. Maka, perjuangan kongkrit kami adalah berjuang lewat musik (tersenyum).

SEBELUM NAVICULA PERFORM, TADI SAYA LIAT ADA PERFORMANCE DARI BAND “BALIAN”, DAN TERNYATA DRUMMER & BASSIST-NYA ADALAH PERSONIL NAVICULA JUGA YA?? MAKLUM SAYA BELUM HAFAL WAJAH ANDA-ANDA SEKALIAN

Iya, itu side-projectnya Gembul (Drummer Navicula) dan Made (Bassist Navicula). Mereka bersama Edward (gitaris asal Australia), yang kebetulan malem ini juga ngebantu Navicula sebagai additional guitarist karena gitaris kami, Dadang, berhalangan hadir. Saya dan Edward kebetulan sama-sama pengajar di Bali International School, Edward adalah seorang guru musik di sana. Studio di rumah Edward di Bali juga sering dipake untuk latihan Navicula (tertawa).

BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG ANAK-ANAK MUDA ZAMAN SEKARANG YG MEMBAWA SEMANGAT GRUNGE HANYA DARI NIRVANA DAN KURT COBAIN SAJA, TERKESAN MENDALAMI GRUNGE TANPA MENCOBA EKSPLORASI UNTUK KELUAR DARI KOTAK “COBAIN-ISM” ??

Menurut saya yang mereka lakukan itu sah-sah aja, itukan pilihan mereka, mungkin bisa jadi Nirvana emang jadi satu-satunya influence mereka. Walaupun sebenarnya grunge itu menyediakan banyak pintu. Grunge itu merupakancross-over dari banyak sub-genre musik. Gabungan dari punk, avant-garde, funk, metal, psychedelic, dan lain sebagainya. Kalo influence Navicula itu luas, dan datang dari band-band asal Seattle (Amerika Serikat – kota kelahiran Grunge) yang sebetulnya tidak menggusung murni grunge, seperti Soundgarden yang berwarna pshychedelic-metal, Alice In Chains yang bernuansa metal, Nirvana yang menurut saya adalah punk, juga The Melvins dengan nuansa punk yg lebih “doom”. Navicula mencoba eksplorasi juga kok, kami punya satu lagu yang menggunakan alat musik marimba.

DALAM TUBUH NAVICULA SENDIRI, POSISI SONG-WRITER DAN MUSIC- ARRANGER ITU SIAPA, BLI??

Saya dan Dadang sering bikin konsep aransemen, berangkat dari gitar. Lalu saya juga yg menulis liriknya untuk kemudian di-share ke personil yg lain.

MINTA TIPS SUPAYA BAND KITA KOMPAK DAN SOLID DONG BLI…

Menurut saya, chemistry pertama yg harus dijaga dalam sebuah band itu adalah kedekatan, kita harus terus menjadi temen deket. Karena namanya juga band, perselisihan pasti ada. Tapi kalo udah jadi temen deket, di saat lagi berantem terus ada makanan dateng, ya tinggal makan aja bareng-bareng (tertawa). Kepercayaan juga penting. Ketika kami memainkan materi lagu yg masih berupa sketsa, saya percaya aja, Gembul pasti bikin pola drum yang bagus, dan yang lain juga pasti bikin isian yang bagus buat mematangkan si lagu yang masih berupa benih tadi. Dan saya juga merasa beruntung di sini, karena semua personil band saya tinggal bersama di satu kota, sudah lama kenal dan sering nongkrong bersama, bahkan ada yang udah berteman sejak SMA.

APA TIPS-NYA JIKA KAMI PENGEN BIKIN BAND VISIONER DENGAN KONSEP SEPERTI NAVICULA ??

Harus ada kesadaran bahwa melalui bermusik kita ingin memperjuangkan sesuatu. Ada hal-hal yang lebih penting untuk disampaikan. Kalo saya salut dengan Superman Is Dead, karena sebagai public figure, mereka sadar diri bahwa ada tanggung jawab besar yang diemban oleh mereka, apalagi dengan jumlah follower mereka yang juga sangat banyak. Mereka harus menjadi contoh yang baik, dan mereka ingin memberi sesuatu yg berarti untuk para fans-nya. Kalo konsep Navicula menurut saya pribadi, adalah jurnalisme lewat musik sebagai medianya. Medianya ya kami sebagai satu kesatuan band. Ketika saya jadi penulis lirik sekaligus jurnalisnya, supaya mudah, yg lain nggak perlu untuk menjadi seorang aktivis juga. Karena yang saya butuhkan untuk mendukung konsep ini, adalah orang-orang yang bisa bikin musik sebagus-bagusnya. Ibarat sebuah majalah, ketika saya jadi jurnalisnya, maka saya butuh orang-orang yang bisa bikin design lay-out yg keren, kertas yang bagus, distribusi yang enak, & orang-orang yang bisa bikin media yang bagus juga. Supaya kualitas si tulisan yang bagus ga akan cepet tenggelam cuman gara-gara berada di media yg tidak sesuai. Beruntungnya kami semua merasa cocok satu sama lain, kami sangat menikmati musik yang kami garap dan hasilkan. Kita harus bersyukur dengan kesempatan yang Tuhan kasih ke kita, jarang loh kita dikasih kesempatan seperti ini di usia muda (tersenyum).

Drummer Superman is Dead Terlibat di Album Kumpulan Lagu dari Balik Penjara

Di tengah pergelutan dengan konsistensi gerakan penolakan reklamasi di pulau Bali, sejumlah seniman dan musisi asal Pulau Dewata kembali melancarkan proyek musik brilian, yakni sebuah album berisi kumpulan lagu yang tercipta dari balik penjara di kisaran era 1965.

Di tengah pergelutan dengan konsistensi gerakan penolakan reklamasi di pulau Bali, sejumlah seniman dan musisi asal Pulau Dewata kembali melancarkan proyek musik brilian, yakni sebuah album berisi kumpulan lagu yang tercipta dari balik penjara di kisaran era 1965. 

SIDEBAR

Bernama Prisons Songs, proyek itu diinisiasi oleh Made Mawut dan Gede Putra dari Komunitas Taman 65, yang lantas gencar didukung di antaranya oleh drummer Superman Is Dead, Jerinx dan gitaris Navicula, Dadang Pranoto. 

Mereka mengumpulkan lagu-lagu yang ditulis di dalam bui oleh para tahanan politik yang dituduh terlibat gerakan komunis sejak 1965 hingga awal 1970-an. Empat lagu yang tak satu pun sempat direkam sebelumnya telah terkumpul, ditambah dua lagu lain yang tercipta sebelum kurun waktu tragedi pembantaian orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI. 

“Menariknya, beberapa lagu bahkan tidak diketahui bagaimana cara menyanyikannya karena penulisnya sendiri sudah tidak ingat bagaimana lagu tersebut dinyanyikan. Akhirnya, hanya bermodalkan partitur dan lirik (seperti terlihat di video), Made Mawut mereka ulang lagu-lagu tersebut sebisa mungkin,” tulis Jerinx melalui akun Facebook resminya beberapa waktu lalu. 

Dalam pernyataannya, Jerinx memang menyertakan pula sebuah video yang mempertontonkan salah satu lembar partitur dan lirik tersebut, diiringi suara genjrengan gitar sederhana dan iringan vokal. 

Ia melanjutkan, “Saya kebagian menyanyikan lagu 'Dikala Sepi Mendamba' karya Ibu Pasek (menjadi tahanan politik karena terlibat Gerwani) yang ditulis tahun 1974. Lagu ini sama sekali belum pernah direkam, dan Ibu Pasek sudah lupa bagaimana menyanyikannya." 

“Untung beliau masih menyimpan lirik dan partitur karya tangan beliau di buku harian-nya. Sebuah romansa noir yang begitu menyayat... Dikala Sepi Mendamba,” imbuhnya. 

Setelah dikonfirmasi via telepon olehRolling Stone, musisi kekar bertato itu juga menuturkan bahwa Rio Sidik, peniup terompet asal Surabaya yang sudah tampil melalang buana ke berbagai benua, juga akan hadir di lagu tersebut. 

Diagendakan rampung pada Februari mendatang, Prisons Songs hendak diluncurkan dalam format cakram padat disertai buku kecil yang di antaranya memuat ilustrasi dan foto yang coba menunjukan lokasi dan kondisi penjara tempat para tahanan tersebut dihukum, dari era penghukuman hingga di era  kini yang telah dialihkan menjadi pertokoan. 

“Sekarang sampai proses mixing dan penulisan latar belakang supaya tidak terdengar sebagai lagu belaka, namun mereka tahu ini bagaimana terciptanya, dari siapa, dan untuk siapa,” ujar Made Mawut kepada Rolling Stone

Tatkala ditanya adakah relasi misi Prisons Songs dan gerakan kontra reklamasi pesisir Bali, musisi blues ini menuturkan,“Secara langsung nggak ada. Namun bagaimana sejarah 1965 yang kelam itu bisa saja terulang. Karena yang dulu di cap komunis kan belum tentu jahat, mereka kebanyakan hanyalah orang–orang yang kritis dan aktivis. Ya inilah, dengan protes dan kritikan bisa saja nantinya di cap komunis.” 

Selain Jerinx, Made Mawut, dan Dadang Navicula—yang membawakan lagu bertajuk “Keping Kenangan”—porsi  vokal di album tersebut juga akan diisi oleh Man Angga dan Kupit dari Nosstress, serta duo folk asal Bandung, Banda Neira. 

" Bakar TIKUSNYA !!! "

Tepat pada Hari Anti Korupsi sedunia, 9 Desember 2014, diserukan "Proklamasi Rakyat Indonesia Anti Korupsi" di Lapangan Kridosono Yogyakarta dalam sebuah gerakan bertajuk "Gropyokan Korupsi". 

SIDEBAR

Proklamasi tersebut adalah puncak rangkaian kegiatan Gropyokan Korupsi yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB, berupa arak-arakan yang mengambil rute di jalan-jalan protokol Yogyakarta. 

Acara ini dipilih sebagai salah satu cara menunjukkan betapa gentingnya korupsi yang telah menggerogoti negara ini. Peristiwa budaya ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Pawai Gropyokan, Proklamasi Rakyat Anti Korupsi dan Konser Musik Gropyokan. 

Hampir semua peserta membawa dan mengenakan pakaian atau simbol-simbol yang mengingatkan pada kejahatan korupsi. Terlihat patung tikus raksasa yang lehernya terikat, menyimbolkan masyarakat mendukung pemberantasan korupsi. Tikus memang kerap dijadikan simbol kejahatan korupsi, dan menjadi pertimbangan dipilihnya istilah Gropyokan Korupsi untuk gerakan ini. 

“Gropyokan” sendiri sudah sejak lama dikenal oleh para petani di pedesaan sebagai sebuah gerakan bersama dan serempak untuk membasmi hama tikus yang menyerang sawah mereka. Ini sesuai dengan niat dan cita-cita gerakan tersebut untuk mengajak rakyat dan pemerintah bersama-sama bergerak membasmi korupsi yang kian parah di Indonesia. 

Sesampainya di titik akhir arak-arakan sekaligus tempat digelarnya konser Gropyokan Korupsi di malam harinya, kelompok arak-arakan yang diwakili oleh Intan dan Norman, murid SD Yogyakarta, menyerahkan pataka dan sapu lidi kepada Komisioner KPK Busro Muqodas dan Pimpinan KPK Adnan Pandu Praja. Setelah menerima sapu lidi dan pataka, kedua petinggi KPK tersebut memberikan sambutannya di hadapan para peserta arak-arakan. 

“Beberapa hari ini, KPK banyak menangkap koruptor yang berasal dari daerah, padahal kantor KPK berada di Jakarta. Untuk itu, diperlukan peran serta masyarakat aktif terutama di daerah untuk LIHAT, LAWAN, LAPORKAN, jika melihat korupsi di sekitar mereka,” pesan Adnan Pandu Praja. 

Malam harinya, sekitar 20.000 penonton memadati konser Gropyokan Korupsi. Konser ini terbilang unik, dengan line upyang cukup tajam sebagai gerakan antikorupsi, yaitu Sangkakala, Navicula, GIGI, Jogja Hip Hop Foundation, Shaggy Dog dan Superman Is Dead. Juga karena masyarakat yang ingin menonton tidak dipungut bayaran, namun sangat disarankan menggunakan topeng tikus sebagai tanda masuk ke lokasi konser. 

Pada sekitar pukul 19.00, acara dibuka penampilan Sangkakala, band dari Yogyakarta. Dilanjut Navicula, band asal Bali yang selain terkenal dengan aktivitas mereka melindungi lingkungan juga memiliki kepedulian pada parahnya korupsi. Korupsi juga berdampak pada kelestarian lingkungan Indonesia, termasuk satwa-satwa yang dilindungi, seperti salah satu lagu yang mereka bawakan malam ini, "Orangutan". 

Gerimis tipis sempat menghampiri Kridosono, namun pengunjung yang mengikuti konser Gropyokan Korupsi tetap setia di tempatnya, apalagi saat GIGI tampil. Tak ayal penonton turut bernyanyi bersama Armand, sang vokalis. Di bawah gerimis lembut itu, sambil mengenang kejadian tahun 1998 yang juga merupakan dampak dari korupsi di lagu yang pertama mereka bawakan, "Rindukan Damai". 

Selesai orasi, Jogja Hip Hip Foundation tampil memanaskan panggung dengan tembang-tembangnya yang telah dikenal masyarakat seperti "Sabdatama", "Ora Cucul Ora Ngebul", "Jogja Ora Didol", dan "Jogja Istimewa". 

Usai JHF, Proklamasi Anti Korupsi dikumandangkan. Diawali dengan  Butet Kertaradjasa yang mengundang para pimpinan KPK, antara lain Bambang Widjojanto dan Busro Muqoddas. Ada pula Fajar Merah, putra Wiji Thukul, dan beberapa anak muda lainnya. 

Tak hanya itu, semua pengisi acara juga diajak naik ke panggung untuk membacakan Proklamasi Anti Korupsi. Sesaat sebelum pembacaan Proklamasi, seluruh penonton diminta mengenakan topeng tikus yang selama ini telah dipersiapkan. 

Di atas panggung, Bambang Widjojanto mengajak masyarakat menghancurkan korupsi yang telah meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan masyarakat. Shaggy Dog kembali melanjutkan konser ini dengan lagu-lagu mereka seperti "Di Lantai Dansa", "Berjalan-jalan" dan "Kamu Ada Di Hatiku", membuat penonton yang memenuhi Stadion Kridosono malam itu bergoyang. Akhirnya Superman Is Dead menutup konser ini dan memuaskan para Outsiders dan Lady Rose yang sejak sore juga telah menantikan kehadiran mereka. 

Usai konser, Marzuki Muhammad sebagai salah satu penggagas Gropyokan Korupsi mengatakan, korupsi adalah kejahatan internasional yang dianggap sama jahatnya dengan genosida. Itulah alasan mengapa Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan 9 Desember sebagai Hari Anti Korupsi. 

"Sebagai negara yang terpapar parah penyakit ini, sudah selayaknya kita memperingatinya sebagai titik tolak untuk mulai melawan korupsi ini dengan sungguh-sungguh," tandasnya.

Jumat, 11 September 2015

HIRUK PIKUK SUPERMAN IS DEAD !


Arles Assegaf

Public

Mar 17, 2014

SUPERMAN IS DEAD

Superman Is Dead(disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grupmusik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagaigitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.

Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gayamusik dari band-band asing seperti Green Daydan NOFX. Di kemudian hari,inspirasi musikal SID bergeser ke genrePunk 'n Roll à la grupmusik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.

Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yanglaki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.

Sejarah

SID punk rock perintis Bali, yang lahir dan dibesarkan diKuta Rock City. Band ini adalah tiga akord sikap-berat pemuda, dengan nama:Bobby Kool (lead vocal, gitar, seorang pecinta anjing dan seorang desainergrafis), Eka Rock (rendah ridin' keluarga manusia, peminum bir, meletakkankembali bass, dan backing vocal dan hangat smilin' Rock 'N Roll bandman, ituwarior), Jrx (rendah ridin' minum bir, Rock 'N Roll Pangeran menawan, drumerdan seorang pecandu hairwaxPemilik bar)

Nama 'Superman is Dead' dimulai dengan ' evolusi dari batucandi Pilot "Superman Silvergun". Nama pindah ke "Supermanadalah mati" karena mereka seperti gagasan bahwa ada hal seperti sebagaiorang yang sempurna di luar sana.
SID benar-benar tersandung bersama-sama di ' 95, digambar oleh cinta merekaumum Green Day dan RSS Submit. Pengaruh mereka segera diperluas untuk punk 'nroll genre ala Supersuckers, Living End dan Social Distortion, dan di sini merekatinggal. Mereka mengatakan apa yang mereka ingin katakan, bagaimana merekaingin mengatakannya. Di wajah Anda, mengatakan hal itu tepat.

Citra publik SID diri dijelaskan, adalah "Punk Rock Bali" (berpikirmentah energi RSS Submit vs Social Distortion supersonically berbahan bakardengan bir basah Bali Rockabilly sikap).
Sejarah? SID menghasilkan album mereka tiga mandiri (anak-anak bekerja tahunpekerjaan jelek malam), dengan hebat, kecil skala indie label 1997 "kasus15", 1999 "Superman adalah mati", 2002 "buruk burukburuk" (mini album, trek 6).

Pada Maret 2003, SID akhirnya menandatangani dengan Sony BMG Indonesia setelahperundingan lebih lanjut mengenai hak mereka untuk menyanyi sebagian besarjejak mereka dalam bahasa Inggris dan memiliki hak penuh artistik atas mereka'gambar'!! Dengan keputusan itu mereka yang tunggal handedly menjadi bandpertama dari Bali diundang untuk mendaftar dengan label rekaman besar diIndonesia, band pertama bangsa mereka (sepengetahuan saya) untuk merekamsebagian besar lagu-lagu dalam bahasa Inggris dan band punk pertama diIndonesia untuk mendapatkan eksposur nasional dan promosi yang bekerja denganlabel utama di ketiga negara dunia menyediakan. Dan begitu mulai sejarahIndonesia Punk Rock!

Dan sebagai untuk pertanyaan yang semua orang ingin tahu,bom terkenal di Bali terjadi tentang 75meter dari rumah mereka, markas pusat,punk rock butik, bar dan latihan studio yang juga Jrx' rumah, di jantung Kuta.
Setelah panel memukul kembali pintu bergulir studio dan pergeseran puing-puingkecil, latihan berlanjut seperti biasa. Ya, mereka melihat banyak, mengisapwaktu besar, tetapi yang ' tidak akan berhenti 'em!

Dan di mana mereka sekarang? Pada akhir tahun 2002, salah satu majalah musiklebih terhormat di sini dikutip SID sebagai "The Next Big Thing"untuk 2003. Dengan rilis album keempat "Kuta Rock City" diikuti olehudara utama bermain secara nasional dan di beberapa negara di luar negeri,ditambah dengan popularitas instan mereka klip film terbaru.

SID tiba-tiba menemukan diri mereka yang tur terus-menerus di seluruhIndonesia. Minggu lalu mereka berada di empat besar kota besar di Indonesia,pada tiga pulau, dalam 7 hari! Kadang-kadang bermain secara gratis di bawahtanah adegan klub, kadang-kadang di jalan skate pihak atau band alternatifFestival di banyak Universitas dan bahkan kadang-kadang di "berkelas"tempat yang akan memiliki mungkin ditolak mereka masuk tahun yang lalu!
Yang berarti lebih banyak bir untuk semua.

Pada tahun 2003 SID bahkan mendapat menyebutkan di waktu Asia.
Mereka juga memenangkan beberapa penghargaan musik "MTV Awards untuk BestNew Artist 2003", "AMI Awards untuk Best New Artist 2003" dannominasi lagi dalam "AMI Awards 2006 untuk The Album Rock Terbaik".

Oktober 2007, mereka melakukan tur Australia yang menakjubkan, 8 kota, 16pertunjukan, 33 hari dengan mereka etika kerja D.I.Y yang kuat.

Juni-Juli 2009, Superman Is Dead mengadakan tur Amerika, 16 pertunjukan di 16kota. 11 pertunjukan mereka 'Vans Warped Tour' dan pertunjukan terakhir 5 'DariBali dengan Rock'. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat sulit untuk berhasiltur ini bersemangat, telah menyeberangi tanah besar dari westcoast ke eastcoastdan kembali ke westcoast.

SID telah berbagi tahap dengan band-band internasional seperti Internationalkebisingan konspirasi, RSS Submit, MXPX dan Hoobastank.
Mereka tetap bangga, anak laki-laki dari jalan-jalan di Kuta dengan cinta punkrock, bir dan waktu yang baik. Siap untuk apa pun yang datang selanjutnya,bersemangat tentang pertunjukan berikutnya.

Langkah Fenomenal SID
• Agustus 2002, Openning undang-undang Hoobastank, Hard Rock Hotel, Kuta, Bali
• Superman Is Dead "Hot & aneh orang 2003" MTV Trax majalahJanuari 2003
• Juni 2003 Superman Is Dead "MTV artis eksklusif bulan"
• Double Platinum Sony musik untuk Album Kuta Rock City
• 2003, MTV Award "paling favorit artis baru"
• 2003, AMI penghargaan "Artis baru terbaik"
• 2004, SCTV Music Awards "Paling terkenal Album calon, Pop RockKategori" untuk Album Kuta Rock City
• 2006, AMI penghargaan "Rock Album terbaik calon" untuk Album BlackMarket Love
• 2006, "Superman Is Dead Band lokal terbaik" Beat Awards.
• 20 best Album Indonesia 2006 untuk The Black Market Love Album. RollingStones majalah Januari 2007
• April 2007, SID pembukaan undang-undang untuk Punk rock Amerika SerikatRSS-Submit di Hard Rock Café, Kuta, Bali.
• Soundrenaline suara perubahan 2007 Jimbaran Bali, calon artis "Pesanperubahan".

Album

Kuta RockCity

Kuta RockCity dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia.Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yangkental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsungmembuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain beberapa lagu baru,SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album indie mereka tetapi denganaransemen yang lebih baik dan baru. Album perdana SID ini langsung melambungkannama SID sebagai band pendatang baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakanlangkah pertama SID di mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi dikalangan punk.

The HangoverDecade

Album yangdirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di albumkeduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Albumini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar,TV Brain, Bad bad bad, dan Beyond This Honesty.

Black MarketLove

Albumketiga ini terkesan lebih dewasa,dengan lirik yang berceritatentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Denganmemasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards,seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun2006.





Angels andthe Outsiders

Albumkeempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakindewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan liriksosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkanmusik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan.Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di AmerikaSerikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakankeberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua diAsia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.

The Early Years, Blood, Sweat andTears

Album khusus yang dirilis terbatas dalam bentuk bentuk vinyl ataupiringan hitam versi long play atau LP tahun 2012. Mereka memasukkankarya terbaik mereka dari tahun 1997 hingga tahun 2009. Sampul album The EarlyYears, Blood, Sweat and Tears menggambarkan suasana Poppies Lane II - Kuta padaera 80an ketika wilayah tersebut belum ada bangunan dan hanya ditumbuhi pohonkelapa dan rumput.

Diskografi

Sony-BMGMusic Entertainment Indonesia

· KutaRock City (2003)

· The Hangover Decade (2005)

· BlackMarket Love (2006)

· Angels and the Outsiders(2009)

· AkuAnak Indonesia (Single) (2011)

· TheEarly Years, Blood, Sweat and Tears (2012)

RilisanSendiri

· Case 15 (1997)

· Superman Is Dead (albm)(1998/1999)

· BadBad Bad (2002)

Kompilasi

· 100% Attitude(1999)

· Artis: SID, Djihad, Commercial Suicide, dll

· No Place To Get Fun(2002)

· Artis: SID, Rocket Rockers, Respect, Naon, dll

· New Generation Calling(2003)

· Artis: SID, Rocket Rockers, Shaggy Dog, TheBahamas, dll

Video Klip

2002"White Town” Album “Bad Bad Bad” Director by Outsider Film

2003"Kuta Rock City” Album ”Kuta Rock City” Director by Rizal Mantovani

2003"Punk Hari Ini” Album “Kuta Rock City” Director by Ridwan

2004"Muka Tebal” Album ”The Hangover Decade” Director by Outsider Film

2004"Rock ‘N Roll Band” Album “The Hangover Decade” Director by Outsider Film

2004"Disposable Lies” Album “The Hangover Decade” Director by Umum Production

2006"Bukan Pahlawan” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est Movie

2006"Black Market Love” Album “Black Market Love” Director by Bob Calabrito

2007"Menginjak Neraka” Album “Black Market Love” Director by Eric Est. Movie

2007"Lady Rose” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est. Movie

2007"Goodbye Whiskey” Album “Black Market Love” Director by Outsider Film

2008,Superman Is Dead Rock-A-Bali Australian Tour 2007, Produksi outSIDer Inc,Format DVD, For Promotional Stuff Not for Sale

2009,"Kuat Kita Bersinar " Album " Angels and The Outsiders"Director by Patrick Effendy

2009,"Jika Kami Bersama- Featuring Shaggy Dog " Album " Angels andThe Outsiders" Director by Patrick Effendy

2009,"Saint Of My Life" Album " Angels and The Outsiders" ,A footagemusic video from SID American Tour 2009

Award

Superman IsDead "Hot & Freaky People 2003” MTV Trax Magazine January 2003

June 2003Superman Is Dead “MTV Exclusive Artist of the Month”

DoublePlatinum Sony Music for Kuta Rock City Album

2003, MTVAward “Most Favorite New Artist”

2003, AMIAward “The Best New Artist”

2004, SCTVMusic Awards “The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category” for Kuta RockCity Album

2006, AMIAwards “The Best Rock Album Nominee” for Black Market Love Album

2006,“Superman Is Dead The Best Local Band” The Beat Awards.

20 the bestIndonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones MagazineJanuari 2007

150 the BestIndonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, SpecialCollectors’ Edition Desember 2007.

50 HypeThings in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.

Trax Music& Attitude Magazine Edition Januari 2008.





Personil

Bobby Kool

I Made Putra Budi Sartika (lahir di Denpasar,8September 1977;umur 35 tahun; nama asli dari Bobby Kool) adalah personel dari grup musik asal Bali, Indonesia, SupermanIs Dead. Di grup Superman Is Dead, Bobby memainkan instrumen gitar dan sekaligussebagai vokalis.

Awal Karier

Nama panggilannya ketika masa kanak-kanak adalah Bobby Bikul(bikul berarti tikus dalam bahasa Bali). Ketika karirnya dalam musik dimulai iamengganti namanya menjadi Bobby Kool. Masa kanak-kanaknya dihabiskan di Denpasar. Iamenyelesaikan kuliahnya di Sastra Inggris, Fakultas sastra Universitas Warmadewa Denpasar. Pada masaperkenalannya dengan musik ia lebih tertarik memainkan alat musik drum. Ketikaia mulai membentuk sebuah kelompok musik ia baru tertarik pada alat musikgitar. Selain ketertarikannya dalam musik ia dikenal juga sebagai penggemar sepeda dan seorangdisainer. Ia kerap merakit sebuah sepeda dari rongsokan sepeda yang tidak terpakaiatau rusak[1].Hobinya terhadap sepeda kelak menjadi salah satu citra khusus pada dirinyaketika mendirikan kelompok musik Superman Is Dead di mana ia memperkenalkankepada para penggemarnya tentang slogan "lebih baik naik sepeda".Profesi lainnya adalah sebagai disainer grafis, Ia sempat bekerja sebagaidisainer untuk sebuah perusahaan majalah kartun di Bali,sebuah koran surfingdi Bali dan pada akhirnya bergabung bersama Rizal Tanjung seorangpeselancar nasional mendirikan perusahaan Electrohell yang bergerak dalambidang pembuatan desain pakaian surfing dan mendirikan studio rekaman. Semuasampul albumnya dirancang sendiri oleh Booby Kool.

PerjalananKarier

1995: Superman SilverGun

Pertemuandirinya dengan Jerinx(drum) dan Lolot (gitar bass) pada tahun 1995 di Kuta di mana merekamemiliki minat sama pada musik dilanjutkan dengan pembentukan kelompok musikbernama Superman Silver Gun, nama ini diambil dari sebuah lagu milik Stone Temple Pilots.Bobby Kool mengambil posisi sebagai pemain gitar dan penyanyi dalam kelompokmusik ini. Pada awalnya mereka kerap membawakan lagu-lagu dari Green Day danmengisi acara pada panggung-panggung lokal di Bali.

1995-2002: Superman isDead (indie)

Padaperkembangan Superman Silver Gun, mereka menemukan sebuah konsep tentang bahwatak ada manusia yang sempurna. Konsep ini menyebabkan pergantian nama kelompokmereka menjadi Superman Is Dead yang dianggap cocok. Nama Superman Is Deadbiasa disingkat menjadi SID. Pada masa tersebut kelompok SID sempat bergantipemain gitar bass dari Lolot kemudian terakhir Eka Rock.Pada masa ini mereka telah menciptakan lagunya sendiri menghasilkan tiga album indie: Case 15 (1997),Superman Is Dead (album) (1998/1999), dan Bad Bad Bad(2002)





2001: Croto Chip

Pada masamerebaknya pengaruh musik skadi Indonesia, Bobby membuat sebuah proyek kelompok musik indie yang mengusungaliran ska bernama Croto Chip dan melahirkan sebuah album bertajuk"Percuma".

2003-sekarang:Superman is Dead (mayor label)

Pada tahun2003 Superman Is Dead secara resmi berada dalam naungan label Sony Music Indonesia, ditandai dengandirilisnya album Kuta Rock City. Album pertama mereka menuaikesuksesan yang dilanjutkan dengan rilisnya album-album Superman Is Dead yanglain, The Hangover Decade (2005), BlackMarket Love (2006), Angels & the Outsiders (2009), Aku Anak Indonesia(Single) (2011),dan TheEarly Years, Blood, Sweet and Tears (2012) dalam format vinyl.

Eka Rock

I Made EkaArsana (lahir di indonesia, 8 Februari 1975; umur 38 tahun; nama asli dari Eka Rock) adalah personeldari grup musik asal Bali,Indonesia,SupermanIs Dead. Di grup Superman Is Dead, Eka Rock memainkan instrumen bass.

Jerinx

I Gede Ari Astina (lahir di Kuta, 10 Februari1977; umur 36 tahun)adalah personel dari grup musik asal Bali, Indonesia, SupermanIs Dead. Di grup Superman Is Dead, Jerinx memainkan instrumen drum dan di grupDevildiceBali sebagai vokalis. Jerink juga pemilik dari Rumble Clothing, Twice Bar dan beberapa Tattoshop seperti Lady Rose Tatto Shop.

Sisi LainSuperman Is Dead

Tiga Tukang di Balik Jutaan Penggemar (Sisi Lain SID)

Di balik nama besarnya, tiga personil SID hidupsederhana. Jauh dari gemerlap musisi dengan jutaan penggemar.
Cerita berbeda itu saya dapatkan setelah membuat liputan tentang Superman isDead (SID) untuk majalah Rolling Stone Indonesia. Sebelum liputan ini, sayamengenal SID dan tiga personilnya hanya dari sumber lain. Misalnya dari media massaatau teman mereka yang juga teman saya.
Dalam beberapa kesempatan, saya juga bertemu mereka. Tapi, tidak ada komunikasisecara personal. Hanya say hallo pada mereka, lalu mereka membalasnya. Beberapakali saya nonton konser mereka, meski saya tak menikmatinya karena padadasarnya saya memang tidak suka nonton konser bersama ribuan orang. Saya agaktakut dengan keriuhan.

Berita media, obrolan teman, dan penampilan di panggung melahirkan kesan(image) di otak saya tentang SID: berangasan, gemerlap, dan selebritis. Kesanitu didukung ikon-ikon yang menempel, sengaja maupun tidak, pada SID dan tigapersonilnya: tato, bir, punk, glam, rebel, dan semacamnya.
Awal Februari lalu, band yang lahir di Kuta pada tahun 1995 ini masuk BillboardUncharted urutan ke-14. Dua minggu sebelumnya mereka ada di urutan ke-23.Masuknya, SID dalam Billboard Uncharted ini karena popularitas dan intensitasmereka di jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, MySpace, dan seterusnya.
Di Facebook, merekalah musisi Indonesia dengan penggemar terbanyak: hampir 1,8juta fans!
Masuk Billboard karena punya hampir 2 juta orang? Wow! SID di otak saya makinjadi band yang besar dan gemerlap. Begitu pula dengan tiga personilnya, IMade Putra Budi Sartika alias Bobby, I Made Eka Arsana alias Eka, dan I GedeAri Astina alias Jerinx.

Tapi, aaah, stigma memang berbahaya. Begitu juga kesan saya tentang mereka.Setelah kenal secara personal, setidaknya lewat beberapa hari reportase,wawancara, dan pemotretan, saya jadi tahu bahwa stigma, kesan, anggapan, dansemua asumsi itu tak sepenuhnya benar.
Sebaliknya, mereka terlalu biasa untuk ukuran band dengan penggemar terbesar dinegeri ini sekaligus musisi pertama dari Indonesia yang masuk daftar majalahmusik bergengsi dunia, Billboard.

Tanpa Bir
Kesan bahwa SID itu angker pelan-pelan runtuh pas wawancara dengan mereka diTwice Bar, Kuta. Ini wawancara pertama bersama mereka.
Sebelum berangkat, saya sudah berpikir bahwa obrolan tiga jam itu akan dipenuhiasap rokok dan bir. Ternyata saya keliru. Tidak ada bir sama sekali selamawawancara tersebut. Eka si basis dan vokal latar hanya memesang teh hangat.Bobby, vokalis dan gitaris, pesan jeruk hangat. Jerinx, yang juga pemilik TwiceBar malah tidak minum sama sekali. Padahal, hampir tak pernah saya melihatmereka tampil tanpa bir, terutama di Bali.

Beberapa hari kemudian saya baru tahu alasan mereka kenapa tidak terlalu banyakminum bir. “Sudah makin tua. Kami makin mengurangi minum bir. Beda dengandulu,” kata Bobby.
Di kesempatan lain I Gede Ardi Suryana alis Dodix, manajer SID, kemudianmenambahkan cerita tentang ritual minum bir ini. Menurutnya, personil SIDpaling hanya minum bir ketika akan tampil. “Biasalah ritual kecil,” katanya.

Di luar itu, mereka termasuk jarang minum bir. Jauh dari kesan saya tentangmereka.
Begitu juga dengan rokok. Mereka terhitung tidak terlalu sering merokoksetidaknya kalau dibandingkan teman-teman saya yang tukang hisap. Hehe..Padahal, saya sudah berpikir bahwa selain peminum bir kelas advance, merekajuga perokok berat. Ternyata tidak berat-berat amat. Bobby malah bukan perokoksama sekali. “Hanya kadang-kadang merokok untuk keperluan sosial,” akunya.

Nasi Bungkus
Kesederhanaan SID juga terasa ketika kami bertemu di Radio Hard Rock, Kutasekitar dua minggu setelah pertemuan pertama kami di Twice Bar. Pagi itu SIDsiaran di radio sebagai bintang tamu konser Outloud di Central Parkir Kuta.
Ketika saya tiba di sana, di kamar sempit tempat siaran Hard Rock ini sudah adaJerinx yang memang tinggal di Kuta dan Bobby bersama Dodix manajer mereka. Ekabelum terlihat.
Pas siaran sudah berjalan, Eka baru datang. Dia juga bawa sarapan. Sederhanabanget yang dia bawa: nasi bungkus! Tepatnya nasi dengan bungkus plastik.Sepertinya ini nasi bungkus beli di pantai Kuta. Sayangnya, saya lupa tanya dimana beli nasi bungkusnya. Hihihi..

Dengan tarif tiap manggung antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta, meski jugakadang gratis kalau teman sendiri, personil SID masih mau makan nasi bungkusseharga Rp 5.000. Salut.
Nasi bungkus pula yang mereka makan ketika kami bertemu Kamis pekan lalu padasesi foto bersama teman saya, Den Widhana, blogger yang juga web designer danfotografer.

Hari itu seharian saya dan Deni memotret mereka secara bergantian. Pas jammakan siang tiga personil SID dan beberapa staf manajemen mereka berkumpul dikantor SID di Jalan Seroja, Denpasar Timur.
Kebetulan sekali hari itu juga ada perayaan ulang tahun dua personil SID, Ekayang lahir 8 Februari dan Jerinx yang lahir 10 Februari. Jadi, saya sudah mikirpasti akan ada makanan berlimpah dan mewah. Tapi, walah, ternyata mereka“hanya” makan nasi bungkus.
Ini sederhana apa pelit, sih? Wahaha..

Tukang Rakit
Bobby tinggal di Jl Padma, sekitar Kampus Universitas Ngurah Rai, DenpasarTimur. Rumah kontrakan seluas 2,8 are ini, kata Bobby, hasil main band danjualan baju.
Hal menarik tentang Bobby adalah hobinya merakit sepeda. Dia mengaku merakitsepeda sejak masih SD. Hobi itu masih dia lakukan hingga saat ini meski sibukngeband. Salah satu buktinya sepedanya sekarang yang dia pakai dalam sesi foto.Sepeda ini dia rakit sendiri dari rongsokan seharga Rp 100.000. “Ini buktinya,”kata dia sambil menunjukkan foto rongsokan bodi sepeda di Blackberry-nya.

Rongsokan itu kemudian dia rakit sendiri dengan tambahanperangkat lain, seperti setir, sadel, pedal, dan seterusnya. Total habissekitar Rp 2 juta. Weleh. Jatuhnya mahal juga, Bli. Hehe..
Selain hobi merakit sepeda, dan tentu saja gowes, Bobby juga suka mendesain.Karena itu dia juga memproduksi pakaian dengan label sendiri, Electrohell.Label ini dia buat bersama Rizal Tanjung, temannya sesama surfer. Sebelum totalmain musik, Bobby memang surfer. Dia juga membuat desain pakaian surfingsebelum total main musik di SID dan membuat label sendiri.
Bobby juga bercerita SID dulu main dari konser ke konser tanpa bayaran samasekali. “Dulu diajak main saja sudah senangnya bukan main,” katanya. Honorprofesioanl mereka pertama kali adalah ketika tampil di acara Granat, konserala mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali.
Waktu itu SID dibayar Rp 400.000. “Pas terima duit itu senangnya bukan main.Waah, bisa juga dapat duit dari tampil,” kata Bobby.
Tapi itu dulu. Sekarang tarif manggung SID antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.Tapi, tarif ini sangat bisa dinego. Kalau acaranya besar plus banyak sponsor,mereka memang pasang tarif segitu. Kalau acaranya amal, mereka bersedia datangmeski hanya dibayar sebotol bir atau setangkai mawar. Hehe..

Tukang Oprek
Selama sekitar 16 tahun membangun band, kini personil SID menerima hasilnya.Begitu pula Eka dengan Harley Davidsonnya. Toh, dia mendapatkan itu semuakarena sejak kecil sudah terbiasa bekerja keras.
Tiap kali melihat SID tampil, saya merasa Eka berperan seperti joker, tukangbikin suasana jadi lebih kocak. Dia menghidupkan suasana denganomongan-omongannya, terutama dalam Bahasa Bali.
Namun, pada sesi foto kami di rumah Bobby, kami minta dia berpose sangat seriusdengan menghadap layar komputer. Pose ini disesuaikan dengan minatnya, internetdan komputer.

Sejatinya, Eka memang geek. Dia salah satu peloporpenggunaan internet di Bali. Sejak tahun 2000 dia sudah akrab denganprogramming dan coding. Maklum, saat itu dia bekerja sebagaidesainerwww.baliaga.com, media harian online milik NusaBali, koran lokal yangsebelumnya bernama Nusa Tenggara.

Eka awalnya lebih banyak bekerja untuk desain grafis. Namun, karena dia disuruhmengelola website, dia kemudian belajar ngoprek website, belajar tentangprogram, coding, CMS, dan tetek bengek seputar website. Dalam bahasa pekerjateknologi informasi, pekerjaan semacam ini disebut ngoprek.

Hasilnya, dia makin mahir ngoprek website, mulai dari konsep, desain, sampaicoding. Eka pula yang membuat website www.supermanisdead.net. “Sampai sekarangjuga masih sering ngerjain pesanan website dari teman-teman,” katanya. Untukmengerjakan pesanan website itu, Eka punya usaha sendiri diwww.disposablelies.com. Eka tak mau menggunakan CMS berbasis open source,seperti WordPress, Joomla, dan semacamnya.
“Kalau pakai open source lebih gampang dibobol orang,” katanya.
Untuk semua keahliannya itu, Eka belajar secara otodidak. Dia satu-satunyapersonil SID yang lulus kuliah. “Karena merantau. Jadi kasian kalau sudahjauh-jauh ke Denpasar tapi tidak lulus kuliah,” katanya.
Eka lahir dan besar di Negara, Jembrana, sekitar 3 jam perjalanan dari Denpasarke arah Gilimanuk. Kedua orang tuanya guru. Karena itu, dia mengaku punyatanggung jawab untuk menyelesaikan kuliah.
Dan, dia berusaha keras untuk menyelesaikan kuliah itu. Pada tahun keduakuliahnya, Eka sudah mandiri. Dia bekerja di dua tempat sekaligus. Pagi dikantor Baliaga. Malamnya di tempat lain. “Aku dulu pekerja keras. Kerassekali,” katanya.
Terbiasa bekerja keras sejak kuliah itu membuat Eka juga terbiasa dengan SIDyang memulai karir dari dunia indie.

Tukang Ojek
Selama mengenal SID dari media atau cerita teman, Jerinx jadi sosok palingidentik dengan SID. Dalam beberapa kesempatan diskusi tentang SID yang sayaikuti, Jerinx hadir mewakili SID. Jadi, kesan dia sebagai frontman memang takterhindarkan.

Lewat statusdi Facebook ataupun twit personalnya, Jerinx paling sering mengangkat isu yangbagi banyak orang mungkin kontroversial. Misalnya, radikalisme, kelompok gaydan lesbian, dan semacamnya. Jerinx terlihat paling keras kalau ngomong.Sayang, saya tak punya cukup waktu untuk ngobrol bersamanya secara personalkecuali ketika bersama teman-temannya.

Namun, selama beberapa hari melakukan reportase tentang SID, saya menangkap haltotally different dari sosok paling gahar dan sangar di SID ini.

Hal yang membuat saya salut pada Jerinx adalah kendaraannya. Dia masih naikmotor butut Supra Vit dengan nomor polisi yang sudah memutih. Motornya jugaagak dekil. Motor yang sama saya lihat dipakai Jerinx saat kami bertemu di HardRock Radio.

Di balik nama besarnya sebagai frontman SID, band dengan fans mencapai 1,8 jutaorang plus image tentang anak band yang bagi banyak orang adalah bad boy,penampilan Jerinx di luar panggung biasa saja. Dia lebih mirip tukang ojekdaripada frontman band sejuta umat. Hehe..

Kamis pekan lalu, kami berencana memotret dia pas main surfing. Tapi, karenadia ada acara di Ubud, maka kami mengikutinya ke sana begitu selesai berkumpuldi kantor manajemen SID.

Dia mau menunggu kami untuk berangkat bersama. Saya merasakan kehangatan dariJerinx sebagai teman, atau setidaknya tuan rumah pada tamunya. Dia rendah hatisekali.. Sepanjang perjalanan menuju Ubud, Jerinx beberapa kali melambaikantangan menjawab salam dari orang yang melihatnya.

Di luar urusan musik, Jerinx juga mengelola clothing sendiri dengan labelRumble. Toko ini berkantor pusat di Kuta. Kini dia membuka cabang di Ubudpersinya samping pintu gerbang Museum Antonio Blanco di dekat jembatan TukadCampuhan. Kamis pekan lalu Jerinx ke sana untuk melihat upacara adat (melaspas)toko bercat hitam dan merah tersebut.

Karena sudah sore dan capek setelah motret seharian, saya tak banyak bertanyapada Jerinx yang juga sibuk memeriksa persiapan pembukaan toko. Sore itu tokobaru tersebut masih belum berisi apa pun.
Jerinx pernah jadi vegetarian antara 1997-2007. “Tidak tega saja lihat binatangdisembelih,” katanya. Tapi, kini Jerinx sudah makan daging lagi. “Tidak kuatjuga kalau harus selalu menghindari daging, terutama saat konser,” katanya.

Toh, Jerinx masih menghindari makan daging dari hewanberkaki empat, seperti kambing, babi, dan sapi. Pantangan semacam ini biasanyadilakukan oleh pemimpin agama Hindu di Bali, seperti pemangku dan pedanda.Tapi, Jerinx mengaku mengikuti pantangan ini bukan karena alasan religiusitas.Lebih karena alasan itu tadi, kasihan.

Alasan Jerinx itu kian menguatkan pendapat saya tentang SID dan parapersonilnya. Di balik gemerlapnya, di belakang jutaan penggemarnya parapersonil SID ini orang-orang yang amat bersahaja.

Di BalikTatto I Gede Ari Astina (JERINX)

Jerinx, menyimpan filosofi di balik tato-tato yang melekat ditubuhnya. Sadar bahwa tato merupakan sesuatu yang krusial, Jerinx tak mau asalmenaruh gambar tanpa makna dan nilai apa-apa. Dia berujar bila tato itu bakaldibawa sampai mati. Jadi, harus punya makna yang dalam.

Tato yang ada di badan Bli Jerinx antara lain :
1.Tato bertuliskan "Grand Mom" di lengankanan ia toreh ditubuhnya untuk mendedikasikannya kepada sang nenek.
2. Judul lagu country yang dibawakan lagi samaSocial Distortion yang liriknya bagus dan menyentuh banget bagi saya. Ditato diperut.
3. Tato Lady Rose, yang didedikasikan orang yangsangat berarti dan berharga bagi Jerinx .
4. Tato naga yang berarti bahwa Jerinx ber-shionaga.
5. Bahkan, Jerinx juga mengabadikan runtuhnyamenara kembar WTC dalam tubuhnya.

Dimata saya sebagai fans SID, lebih dari seorang drummer,Jerinx adalah seseorang yang berwawasan dan berpandangan sangat luas dalamberbagai hal. Baik itu soal musik, sosial, bahkan sampai masalah agamasekalipun. Hal tersebut dapat dilihat dari twitter bli Jerinx.

Jernix pernah membuat sebuah pernyataan yangmembuat saya semakin kagum dengan SID umumnya, khususnya sosok Jerinx.
Pernyataan tersebut adalah "Kami sama sekalitidak pernah melakukan lipsync atau playback di stasiun TV manapun. Yang kadangkami lakukan selama ini adalah teknik minus one,"

Selanjutnya, Jerinx juga menegaskan, jikapenampilan mereka sepenuhnya ditujukan untuk fans.
"Jika tidak suka melihat SID tampil minusone, matikan saja TV nya, beres. Yang jelas ada berjuta-juta remaja di pelosokIndonesia yang akhirnya bisa mengenal dan meresapi pesan yang kami sebarkanlewat TV,"
"Dan bagi kami itu jauh lebih pentingdaripada hanya ingin 'terdengar' sangar dan idealis. Itu tidak akan merubahapa-apa,"
Itulah beberapa pernyataan Jerinx yang bikin saya kagum bro.
Oh iya, selain SID, Jerinx juga punya band lagibro, namanya Devildice.

Kutipan Lain

Renungan DitengahKonser SID & PWG

Sekian lama... ya,lama sekali!
Dan konser kemarin konser yang kutunggu-tunggu itu jujur saja agakmembuatku sedih. Sedikit sedih ditengah kebanggaan di dada akan kebesaranSuperman Is Dead sekarang. Pekan Raya Jakarta jadi saksi pertemuan kamikembali. Bagian menarik dari pertemuan kali ini entah karena panitianyamemang lugu atau bagaimana mereka menyepanggungkan SID dengan, ehm... PeeWee Gaskins!!!

Panitia yang sangat berani, bahkan terkesan nekat, bukan?!

Baik, ini ulasan peristiwanya!
Pertama-tama, bayangkanlah sebuah lautan manusia beratribut Outsiders memenuhibibir panggung dengan kaos, topi, bahkan poster besar pokoknya semua berbauSuperman Is Dead. Nah, dimanakah anak Dorky, para fans PWG berada? Of course tidakditengah-tengah massa hitam-merah ini, mereka ada di belakang. Dan massaberwarna-warni ngejreng dan terlihat masih belia sekali.

And the mad time begin!
Dimulai dengan MC yang (dibayar untuk) cerewet, dimana setiap merekamenyebut kata-kata tertentu langsung disambut koor "WUU...."dari penonton, sampai pada sesi wawancara pertama untuk PWG yang jauh darikhusyuk. Bagaimana tidak, lontaran teriakan "Anj*ing lo!!!","Turun bang*sat!!!", dan sebangsanya meluncur dengan fasih daripenonton tiap mendengar kata "Pee Wee Gaskins", "PWG"maupun "Dorky". Belum lagi lautan jari tengah yang mewabah di udara.Outsiders malam itu kompak duduk manis, memberi pesan bahwa PWG yang dipanggungitu tak layak mendapat atensi.

Pokoknya, kalau kau menjadi PeeWee malam itu, kau akan menangis dan berlaripulang. Sambil menutupi wajah!

Aku pernah punya band, kami pun pernah diteriaki atau dimaki-maki. Itumemang kehidupan wajar bagi tumbuh kembang sebuah band, apalagi yanghidup ditengah massa penuh asap rokok dan bau alkohol. Karena itu ku tahupasti, keadaan itu akan membuat perut para personel mulas-mulas. Persis sepertisaat ku diteriaki oleh para pemabuk di Peanut Bar, Kuta dulu!

Sesi wawancara Pee Wee berakhir.
Tak lama kemudian, sesi wawancara SID dimulai. Lautan manusia yang tadi dudukmanis serentak berdiri. Semua bertepuk tangan. Aku juga berdiri, sumringah.Pertanyaan MC mengalir seiring jawaban dari SID, dimulai yang nyleneh sampaiyang serius. Tapi sebelum meninggalkan panggung, Ari Astina alias JRX mengambilmicrophone dan berpesan,

"...nantijangan ada lempar-lemparan, ya. Atau kami pulang..."

Yeah...
Sebuah ancaman?
Bukan juga. Sudah bukan rahasia lagi bila PWG manggung, berbagai material akanbeterbangan ke arah panggung. Semua penonton bertepuk mendengar pesan damai JRXsang orator ini. Aku pun membatin, "bijak sekali kau, JRX... penontonmembutuhkan kata-kata itu!"

Tapi bahkan pesan langsung dari bibir sang idola tak bisa menempel lama di dahipemirsa!

Begitu PWG naik panggung, massa beringas dan lupa pada aksi duduk diam mereka!Berdiri, berteriak, mengumpat, mengacungkan jari tengah. Hellyeah, meskimiris, aku masih manganggap ini oke-oke saja. Tapi -sayang beribu sayang-mulai ada aksi lempar-lempar.

Hmm...
Panitia mungkin membaca bahwa suasana terlalu panas dan harus segeradidinginkan. Secepatnya! Mulailah mereka menyemprot air. Aku awalnyakegirangan, berjingkrak di bawah semprotan air konser yang selalu menyenangkansambil menari liar ala setan. Tapi ini kok makin deras, haha. Aku punmenyingkir agak ke pinggir. Ternyata semprotan itu sukses membubarkan kerumunankesetanan secara halus. Tapi masih saja material-material beterbangan.

lagu pertama PWG berakhir...
... dan hal mencengangkan itu terjadi!!!

Aku tersenyum bangga melihat apa yang nampak di panggung saat ini...
Superman Is Dead, tiga pahlawan sejak aku masih ingusan 9 tahun lalu, munculdari belakang panggung berasap dan berdiri di pinggir panggung. Gagah sekali!Susah payah aku mendongakkan leher agar bisa melihat mereka. Kemudian JRXdengan lantang berkata...

"...Kalianterserah berteriak atau mengacungkan jari apapun, tapi tolong janganmelempar sesuatu. Properti band kesayangan kalian juga bisa jadi korban. Hargaiband mereka, biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri. Menjadi diri sendiriitu tidak mudah, dan usaha itu harus kita hargai..."

kata-kataselanjutnya tak kudengar jelas, karena tepuk tangan dan elu-elu membahanaterdengar lagi. Ending orasi sang drummer dapat kutangkap sedikit...

"...jangan bikin malu kami..."

Yeah...
Pee Wee kembali melanjutkan bernyanyi, dan benda-benda beterbangan lagi. Akuterus mengacungkan jari tanda piss ke udara, meski orang-orang yang sibukmengacungkan jari tengah memandang murka padaku. Aku tak peduli... karenamemang itu yang ada di hatiku, itu yang ingin ku sampaikan. Sebuahjari tanda damai!

Saat asik mengacung jari, orang disebelah kiri kuyang sejak tadimemperhatikan mendadak bicara...

"nggak aneh kok bro. Yeah, inilah hidup sebuah band!"
Hah? Aku bingung, antara orang ini berbicara padaku, atau ia berbicara dengandirinya sendiri.
"Ingat SID awal-awal muncul dulu?" ia bertanya retoris padaku,"bahkan lebih parah dari ini! Dilempari botol air kencing, panggungnyadibakar, dan lain-lain"

Teman disebelahnya mendengarkan, dan menyela, "Tapi PWG tu songong,bro! Tadi anak dork diluar mukulin anak kecil yang berbaju SID"
Ia senyum saja.
"Emang lo liat? Ah, gosip mah biasa. Dulu SID jugadigosipin anti sama etnis Jawa, punya tatto fuck Java, kan? Tapi terbukti itugosip doank. Kalo niat benci emang dapet aja lah alasannya"
...
Mereka berdua asik berdiskusi lagi, sementara aku sibuk dengan pikiranku. Didepan, Pee Wee Gaskins sedang menyanyikan "Dari Mata Sang Garuda"dengan latar bendera merah putih dan Garuda Pancasila. Sayangnya masih ada yangmengacungkan jari tengah.
Pikiran melayang dengan adegan flashback, awal ku berkenalan dengan SupermanIs Dead...

Sejak kelassatu SMP, Superman Is Dead sedang muncul-munculnya dengan album Kuta Rock City.Bahan kekasihku kala itu bercerita bahwa ayahnya disuruh membeli kaset Peterpanmalah beli album Kuta Rock :o ! Tapi yah... perjanannya tidak mulus. Banyakyang mencibir, dari masalah etnis tadi, sampai ke mengungkit-ungkit skill.

Tapi akukala itu terpukau. Kagum!
Mulailah aku teratur mendengarkan album ini secara intens lewat kaset tape yanglegendaris. Artwork albumnya juara! Merah dengan gambar bergaya stempel hitam.Seketika lelaki di SMP 1 Negara jadi suka mengkancing kerah baju teratas danberambut mohawk, biar mirip JRX katanya. Aku pun berusaha keras belajar lagu"Kuta Rock City", karena band ku akan membawakannya di panggungsekolah yang biasanya dipenuhi pop Bali, haha :D ! Banyak yang mencibir, tapidisanalah serunya. Seru menjadi pemberontak, seru punya pendirian musik danlifestyle, serta seru menjadi minoritas.

Bagaimana tidak minoritas?
Dulu SID dicap sebagai band biang rusuh. Tiap konser selalu menyerempet bahaya.Dan kami, sekelompok anak desa tetap memberi dukungan penuh. Demi Kuta RockCity, demi Ephedrine King, demi Burn for You, demi Disposable Lies, dan segalademi-demi lain. Ditengah lautan pencibir, kami pemberontak. Dan itu sangatmenyenangkan. Punk dan perlawanan terhadap budaya mainstream selalu menjadipasangan manis, bagaikan kopi dengan pisang goreng di pagi terakhir sebelumhari kiamat; anggun nan horor!

Bukankahperasaan berdiri tegak menantang itu juga sedang bergemuruh di dadaadik-adik dorky dibelakang sana sekarang? Mereka sedang melawan arus mainstreamyang benci PWG dengan datang ke arena PRJ lautan outsiders. Bagaimana aku takrespek pada orang-orang pemberontak macam ini?

Aku dulubangga menjadi muda beda dan berbahaya. Kini, Superman Is Dead sudahbesar. Tak ada lagi lemparan, hujatan saat pentas, apalagi bensin dan oboruntuk menyulut panggung. Kini ada kata "outsiders" yang menjadisahabat SID di setiap pestanya. Namun, di malam gelap dengan panggunggemerlapan ini, aku, Dewa Made Cakrabuana Aristokra, pengikut setia Superman IsDead sejak nyaris 10 tahun lalu merasa rindu akan sesuatu.

Mengapa kiniada orang yang mengaku cinta SID justru melempari band lain?

Mengapa kiniada orang yang mengaku cinta SID justru menghujat band lain ditengah pentasnya?

Tidak kahmereka belajar sesuatu dari perjalanan penuh keringat dan darah band pujaannyaini?

Mengapa merekajustru melakukannya pada orang lain?

Aku bingung...

Kesadarankukembali ke dunia nyata, ditengah-tengah panggung megah Pekan Raya Jakarta lagi.SID memperkosa panggung dengan luarbiasa berandal. Semua berjingkat, semuasumringah, semua berdansa setan, dan aku ikut dengan mereka. Ikut kesetanan!Entah ini memang benar atau hanya perasaanku saja, orang-orang yang tadimemandangku tajam karena mengacungkan tanda piss ke udara mungkinaku dianggap dorky kini menari-nari liar dan menjadikan aku semacamtarget operasi. Kunikmati saja sambil basah kuyup.
Kuperhatikan mereka...
pantas mereka bisa membenci band lain sementara mengaku cinta SID.

Mereka baru-baru saja cinta, terbukti mereka sibuk menari liar menjadikan tubuhpenonton lain sebagai samsak hanya berbekal sedikit lagu. Album Black MarketLove, mereka seru berjingkat. Album Angels and Outsiders, apalagi! Namun begituintro lagu Vodkabilly terdengar, mereka diam.

Giliranku beraksi!!! Sekarang!!!

Kuteriakkan liriknya sambil menari liar. Malam gelap dingin mencekam,kesepian serasa ingin berontak!!! Ini lagu yang mengawal tumbuhkembang hidupku, bahkan kapan saat JRX memukul kepala ride nya punku tahu pasti. Dilanjutkan dengan Kuta Rock City, kuteriakkan lagi liriknyasambil berjingkat! With the engine running fast! Seketika merekamemandangiku, orang yang mereka kira Dorky. Yeah, aku menikmatihentakkan lagu PWG, aku bahkan suka sekali lagu "Berdiri Terinjak", sofuckin what??? Dengan begitu berarti aku tak boleh mencintai SID? Ataukalau aku mencintai SID berarti harus meneriaki PWG dengan kata-kata kotor?Atau dengan membenci PWG, kalian merasa menjadi lebih "outSIDers"dari yang lain?

Ini aku, ini cintaku pada sekelompok pemuda pemabuk yang berevolusi perlahanmenjadi aktivis lingkungan dan keberagaman sekarang. Lalu apa yang dilakukan "parapecinta SID" itu didepanku kini?
Jauh....

Jauh dari pesan lagu Luka Indonesia yang mereka teriakan bersama-sama. Merekasatu nusa satu bangsa namun masih saling hina. Aku kecewa, dan JRX juga kecewa.Lihat tweet-nya ini

@JRX_SID: Sama.Mudah2an aksi lempar2an itu berakhir di PRJ & ga terulang lagi RT@kkhancuteunyu: JRX, semalem kecewa sama Outsiders nya :(

@JRX_SID: Atasalasan apapun, melempari sebuah band yg sedang manggung gak akan menjadikankalian seorang pemberontak.

ahh... SID...

aku rindu kebersamaankita yang dulu saat kita masih jadi minoritas. Namun apapun yang terjadi,selalu sebarkan pesan damai seperti tadi. Aku salut saat kalian berdiri gagahdi pinggir panggung. Makin tinggi nada melodi gitar, maka makin lebar pulaneck-nya, makin besar kejayaan, makin besar pula tantangan yang akan dihadapi.Seperti pesan kalian saat fans facebook mencapai 1 juta. Aku tau lewat lagu,tindakan, dan tweet kalian sedang berusaha menularkan nilai-nilaipositif.

Maju terusSID...
Untuk PWG, dorky, atau siapa saja diluar sana yang sedang memberontak arus,hormatku padamu! Teruslah berdiri terinjak hadapi hidupmu, dengan semangatberdiri tegak menantang yang tak pernah menyerah dan tak mau mengalah!

bagi kitasesama outSIDers, ingat lagi pesan Superman Is Dead, band yang kita banggakanbersama. Jangan bermusik dengan fasisme. Jangan buang-buang energi denganmembenci. Ayo bangun dunia di dalam perbedaan. Bhinneka Tunggal Ikka, in rock n roll ways! Resapi apa lirik yangkalian teriakkan, dan kalian akan tahu bahwa SID itu liar bagai kuda gila, nasionalis bagai burunggaruda, dan cinta kedamaian bagai Mahatma Gandhi!

Kutipan lain

Superman IsDead: "Band ini Sebuah Movement..."

Band yang dulukuyanyikan lagunya di panggung kecil SMP 1 Negara kini telah menyanyi dipanggung Warped Tour, festival raksasa USA,

bahkan bandAsia yang pernah main disana bisa dihitung sebelah jari...

Band yang dulu panggungnya dibakar, dan personilnya dilempari botol aqua berisiair kencing itu kini telah meraih peringkat 14 versi Billboard Internasional!
Billboard... for the God sake...
bahkan jadi artis Indonesia kedua setelah Anggun yang pernah berada di chartkeramat itu.

Dari berita yang disajikan oleh Detik dot com saat mereka mewawancarai SID,kata-kata judul artikel diatas lah yang meluncur dari bibir tiga pemuda Baliini, "SID adalah sebuah MOVEMENT..."

dan suara miring pun langsung menyerang...
menyerang SEKETIKA!!!

Banyak tanggapan miring yang beredar tentang pengakuan SID ini. Yang paling kuingat adalah komentar dari seseorang musisi...

"... sayasaja, yang setiap manggung ditonton ribuan orang tak pernah menganggapdiri sebagai sebuah MOVEMENT! Dasar... pemuda nggak ngerti dunia, sokideologis. Padahal masuk major label, sudah menjilati ideologi punk!"

Hmm...
Sayangnya, aku tidak sedikitpun sependapat dengan kata-kata diatas!

Punk = indie label???

Hukum buatan siapapula yang mengatakan begini. Punk itu masalah ideologi, bro! Bukan sekedarmajor atau tidak kah mereka. Dan label hanyalah sebuah aksesoris pembantu.Label, bagi SID hanyalah sarana untuk melipatgandakan volume gitar Bobby agarpesan dari distorsi gitarnya dapat terdengar lebih luas. Bukankah dengan begituideologi dan isi hati yang jadi pokok ide kaum punk dapat menggema menyebar?
Camkan pula, label tak pernah ikut campur dalam musik SID, dalam bentukapapun. SID rekaman di studio sederhana milik Bobby sendiri, sebuah gang dipinggiran Denpasar. Label hanya mengganti biaya rekaman. Bagaimana aku tau? Yahaku melihatnya sendiri...

Musik SID tak garang lagi???
Damn! Apa kalian masih mengharapkanlagu tempo supercepat, teriakan garang, dan aksi panggung gila2an daribapak-bapak berumur 30-an? Bahkan Eka sudah punya dua orang anak. TanyaGreenday, G 'n' R, atau SIAPA SAJA tentang usia dan kaitannya dengan musiktempo supercepat!

Kalian pikir punk itu masalah dug-tak-dug-tak?
Epic fail, dude!

Dengar saja para godfather punk. Sex Pistols, Ramones, dan sebagainya. Malah,lagu-lagu mereka cenderung bertempo sedang. Tapi lihat attitudenya! Sex Pistolsbahkan pernah mengacaukan pesta Ratu Elizabeth! Tapi itu terlalu extrim, akupribadi tak mengharapkan Jerink, Bobby dan Eka melempari Istana Merdeka dengantomat! Yah, yang jelas punk itu masalah ideologi, keyakinan, gaya, dan filosofihidup. Jangan sempitkan punk, menjadi sesempit kecepatan ketukan drum!

SID memang sebuah movement...
Saat band-band lain menghamba dan menjadi anak manis bagi pasar dan industri,SID tidak! Saat tema cinta jadi keharusan bagi band agar bisa masuk tivi (setidaknyadi Dahsyat), SID tidak mau ikutan romantis patah hati. Dengar danperhatikan lagunya.
Lagu "kuat kita bersinar" mengajak kita membangun dunia didalamperbedaan, karena jika kita tetap satu maka tetap kuat kita (akan) bersinar.
Lagu "we are outsider" juga mengajak para penggemarnya tak menyerahuntuk selalu menghormati, menghargai, dihormati, dan dihargai.
"luka Indonesia" mengingatkan kita sebagai satu nusa dan satu bangsa,cukup sudah saling hina dan mangsa. Nampaknya hal ini memang langka sekarang
see???

Itu baru dari sisi musik, belum attitude.
Saat artis lain harus jaim, menjaga tutur bicara, pandangan, melacurkan isihatinya demi tetap eksis di dunia hiburan, lagi-lagi SID tidak! Aktif sajamereka turun kejalan menentang UU Pornografi dan mengusulkan agar itu menjadiPeraturan Daerah saja. Analogi mereka sederhana, misal, celana pendek adalahsebuah pelanggaran pornografi di Aceh, namun jadi sangat sopan di Papua, bukan?Tiap daerah punya standar porno dan kesopanan sendiri, janganlah kita yangmemutuskannya. Begitu pikiran SID.

Masih ada lagi....
Lihat isi facebook dan tweeter para personil Superman Is Dead, apalagi JRX sipenggebug drum. Kerap ia berseru mengajak kita mengingat lagi nilai manusia,mengingatkan kita bahwa manusia sekarang begitu parah. Menyakiti, memukuli,bahkan mendiamkan aksi kekerasan (terorisme) kepada sesama manusia. Saatartis lain takut kehilangan penggemar dengan melacurkan isi hati, ikut arus,dan main aman, SID tetap berteriak! Berdiri tegak menantang, menantangarus suara publik dan mengirim pesan damai dengan caranya. Lebih punkdari sekedar dug-tak-dug-tak bukan?

brader,
Superman Is Dead bukanlah sekedar penyanyi....
Mereka bagian dari sebuah gerakan...
Gerakan untuk mengingatkan kita kembali akan indahnya perbedaan...

inilah movement yang mereka maksud....

Maju terus SID!!!
aku bangga melihat tiga pemuda labil yang 7 tahun lalu berdendang tentangminuman keras, penari telanjang, dan pesta liar kini telah menjadi pahlawanpenyeru rasa kemanusiaan dan kebangsaan yang bertatto!

Fanspage :www.facebook.com/SupermanIsDead.Bali

Twitter : twitter.com/SID_Official

My Space : myspace.com/supermanisdead/

Reverbnation :www.reverbnation.com/supermanisdeadbaliindonesia

Situs Resmi : Supermanisdead.net

Selasa, 08 September 2015

Biografi DIALOG DINI HARI

kategori Profil “Perspektif Pelangi”

Dialog Dini Hari, band beraliran folk dan blues ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga anda. Band ini terbentuk di awal tahun 2008 dengan Dadang SH Pranoto atau yang biasa dipanggil Dadang di gitar dan vocal, Brozio Orah di bass, dan Denny Surya di drum. Awal band ini terbentuk karena sudah saling kenal sebagai teman nongkrong dan akhirnya punya ide untuk membuat band. Nama Diaog Dini Hari dipilih karena dalam satu hari itu ada banyak waktu, pagi, siang sore, petang, malam dan bagi mereka dini hari adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selain hobby ngeband, peronil Dialog Dini Hari juga hobby bersepeda dan saat ini mereka juga sedang membangun sepeda sendiri, dan mereka juga suka nongkrong bareng. Tempat nongkrong favorit mereka di Art Café, Seminyak. Selain tepat nongkrong tepat ini juga dijadikan sebagai tempat meeting.
Dialog Dini Hari mengadakan tour setiap tahun dan mereka memilih akhir tahun sebagai waktu yang tepat. Perspektif Pelangi Tour adalah tour kedua dari band ini. Tour sebelumnya Dialog Dini Hari lebih memilih café-café sedangkan tahun ini mereka mendatangi sekolah dan kampus. Dalam tournya kali ini Dialog Dini Hari tidak sendiri, mereka melakukan tour ini bersama dengan Nosstress karena masih berada dalam satu produser dan aliran kedua band ini pun sama yaitu folk, sehingga peralatan yang digunakan tidak jauh beda sehingga ongkosnya pun tidak terlalu besar. Selain di Bali, mereka sudah tiga kali melakukan konser keluar Bali.
Harapan Dialog Dini Hari untuk kedepannya adalah setiap personil mempunyai rumah sendiri dan mempunyai keluarga mandiri. Selain itu band ini ingin bisa memperluas karya mereka ke kancah nasional dan internasional.

BIOGRAFI Band - Dialog Dini Hari terbentuk pada akhir kuartal pertama di tahun 2008, yaitu para motor penggerak dua band besar asal Bali, Dadang SH Pranoto dari Naviculadan Ian Joshua Stevenson serta Mark Liepmann dari Kaimsasikun, duduk bersama. Menyepakati diri mengalirkan dialog bebas lepas tengah malam dan merangkumnya ke dalam musik dan notasi sederhana. Sembari sejenak menanggalkan emblem yang telah menahun melekat pada eksistensi Naviculayang sering dijuluki “neo-green-phsycedelic-grunge-core” dan Kaimsasikun dengan stempel “deep-psycho-brit-rock”-nya.

Leburan demi leburan blues, folk dan ballad ditakar oleh Dialog Dini Hari sedemikian tepat sebagai degup melodi penghantar pesan ringan-cerdas-indah dalam warna vokal bariton yang merdu menyeruak dari dalam luka yang membekas. Sedangkan dominasi suara gitar aksutik dan semi-steel-dobro yang khas, plus selingan gesekan steel-slide yang kasar dan ekspresif berhasil membangun dinamika nuansa live yang sangat terjaga.

Ke empat belas nomor pada album bertajuk "Beranda Taman Hati" Renovasi Otak, Beranda Taman Hati, Bumiku Buruk Rupa, Sahabatku Jadi Hantu, Hati-Hati, dll. sebagian besar ditulis Dadang SH Pranoto selaku voka/gitaris dan ditata Ian Joshua Stevenson (bass). Sedangkan sektor beat apik diracik oleh Mark Liepmann. Keseluruhan karyaDialog Dini Hari yang mencitrakan kepekaan pada relita sosial dan fenomena alam ini juga mendapat seabreg sokongan dari sederet musisi kondang pulau dewata macam Ed Eddy Rsdvs (piano & organ), Windu Supersoda (pianika), Deny Surya Rokavatar (drum) pada lagu Oksigen dan penyanyi wanita bersuara emas Sari Nymphea. Tak ketinggalan pula, sentuhan nada dari Rio Sidik Saharadja.

Selain keterlibatan para musisi dalam pembuatan Album Dialog Dini Hari, kaum sineas muda Bali juga saling membahu menggarap tampilan videoklipnya. Yuda (Otak Seger Visual Communication) memilih single Pagi dengan merekam gambar gambar indah-asri berlatar gunung dan danau Kintamani. 

Sedangkan Ridwan Rudianto (Di Ujung Ufuk) menggambarkan lagu Renovasi Otak dengan gaya simbolis-minimalis berpesan padat.

Di tangan Igo (produser muda kontroversial yang pernah ‘mengantar’ Ed Eddy & Residivis hingga terganjar 6 bulan penjara dengan masa percobaan setahun akibat lagu berjudul Anjing yang dianggap menghina institusi polisi) trio yang kini berformasikan Dadang SH Pranoto (vokal & gitar), Michael BrozioOrah (mantan The Hydrant) pada bass, dan Putu Deny Surya Wibawa (Rokavatar) di departemen drum; ini diproyeksikan untuk dapat terbit membawa pencerahan segar bagi insan penikmat musik dengan ajakan sederhana: Berdialog merenovasi otak dan fisik.

Personel Dialog Dini Hari:
Dadang S.H. Pranoto (vocal, gitar)Brozio Orah (bass, vokal latar)Putu Deny Surya Wibawa (drum, perkusi)

.
.
.
t
u
t
e
K
.
.
.
h
h
E