Selasa, 15 September 2015

" Bakar TIKUSNYA !!! "

Tepat pada Hari Anti Korupsi sedunia, 9 Desember 2014, diserukan "Proklamasi Rakyat Indonesia Anti Korupsi" di Lapangan Kridosono Yogyakarta dalam sebuah gerakan bertajuk "Gropyokan Korupsi". 

SIDEBAR

Proklamasi tersebut adalah puncak rangkaian kegiatan Gropyokan Korupsi yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB, berupa arak-arakan yang mengambil rute di jalan-jalan protokol Yogyakarta. 

Acara ini dipilih sebagai salah satu cara menunjukkan betapa gentingnya korupsi yang telah menggerogoti negara ini. Peristiwa budaya ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu Pawai Gropyokan, Proklamasi Rakyat Anti Korupsi dan Konser Musik Gropyokan. 

Hampir semua peserta membawa dan mengenakan pakaian atau simbol-simbol yang mengingatkan pada kejahatan korupsi. Terlihat patung tikus raksasa yang lehernya terikat, menyimbolkan masyarakat mendukung pemberantasan korupsi. Tikus memang kerap dijadikan simbol kejahatan korupsi, dan menjadi pertimbangan dipilihnya istilah Gropyokan Korupsi untuk gerakan ini. 

“Gropyokan” sendiri sudah sejak lama dikenal oleh para petani di pedesaan sebagai sebuah gerakan bersama dan serempak untuk membasmi hama tikus yang menyerang sawah mereka. Ini sesuai dengan niat dan cita-cita gerakan tersebut untuk mengajak rakyat dan pemerintah bersama-sama bergerak membasmi korupsi yang kian parah di Indonesia. 

Sesampainya di titik akhir arak-arakan sekaligus tempat digelarnya konser Gropyokan Korupsi di malam harinya, kelompok arak-arakan yang diwakili oleh Intan dan Norman, murid SD Yogyakarta, menyerahkan pataka dan sapu lidi kepada Komisioner KPK Busro Muqodas dan Pimpinan KPK Adnan Pandu Praja. Setelah menerima sapu lidi dan pataka, kedua petinggi KPK tersebut memberikan sambutannya di hadapan para peserta arak-arakan. 

“Beberapa hari ini, KPK banyak menangkap koruptor yang berasal dari daerah, padahal kantor KPK berada di Jakarta. Untuk itu, diperlukan peran serta masyarakat aktif terutama di daerah untuk LIHAT, LAWAN, LAPORKAN, jika melihat korupsi di sekitar mereka,” pesan Adnan Pandu Praja. 

Malam harinya, sekitar 20.000 penonton memadati konser Gropyokan Korupsi. Konser ini terbilang unik, dengan line upyang cukup tajam sebagai gerakan antikorupsi, yaitu Sangkakala, Navicula, GIGI, Jogja Hip Hop Foundation, Shaggy Dog dan Superman Is Dead. Juga karena masyarakat yang ingin menonton tidak dipungut bayaran, namun sangat disarankan menggunakan topeng tikus sebagai tanda masuk ke lokasi konser. 

Pada sekitar pukul 19.00, acara dibuka penampilan Sangkakala, band dari Yogyakarta. Dilanjut Navicula, band asal Bali yang selain terkenal dengan aktivitas mereka melindungi lingkungan juga memiliki kepedulian pada parahnya korupsi. Korupsi juga berdampak pada kelestarian lingkungan Indonesia, termasuk satwa-satwa yang dilindungi, seperti salah satu lagu yang mereka bawakan malam ini, "Orangutan". 

Gerimis tipis sempat menghampiri Kridosono, namun pengunjung yang mengikuti konser Gropyokan Korupsi tetap setia di tempatnya, apalagi saat GIGI tampil. Tak ayal penonton turut bernyanyi bersama Armand, sang vokalis. Di bawah gerimis lembut itu, sambil mengenang kejadian tahun 1998 yang juga merupakan dampak dari korupsi di lagu yang pertama mereka bawakan, "Rindukan Damai". 

Selesai orasi, Jogja Hip Hip Foundation tampil memanaskan panggung dengan tembang-tembangnya yang telah dikenal masyarakat seperti "Sabdatama", "Ora Cucul Ora Ngebul", "Jogja Ora Didol", dan "Jogja Istimewa". 

Usai JHF, Proklamasi Anti Korupsi dikumandangkan. Diawali dengan  Butet Kertaradjasa yang mengundang para pimpinan KPK, antara lain Bambang Widjojanto dan Busro Muqoddas. Ada pula Fajar Merah, putra Wiji Thukul, dan beberapa anak muda lainnya. 

Tak hanya itu, semua pengisi acara juga diajak naik ke panggung untuk membacakan Proklamasi Anti Korupsi. Sesaat sebelum pembacaan Proklamasi, seluruh penonton diminta mengenakan topeng tikus yang selama ini telah dipersiapkan. 

Di atas panggung, Bambang Widjojanto mengajak masyarakat menghancurkan korupsi yang telah meluluhlantakkan seluruh sendi kehidupan masyarakat. Shaggy Dog kembali melanjutkan konser ini dengan lagu-lagu mereka seperti "Di Lantai Dansa", "Berjalan-jalan" dan "Kamu Ada Di Hatiku", membuat penonton yang memenuhi Stadion Kridosono malam itu bergoyang. Akhirnya Superman Is Dead menutup konser ini dan memuaskan para Outsiders dan Lady Rose yang sejak sore juga telah menantikan kehadiran mereka. 

Usai konser, Marzuki Muhammad sebagai salah satu penggagas Gropyokan Korupsi mengatakan, korupsi adalah kejahatan internasional yang dianggap sama jahatnya dengan genosida. Itulah alasan mengapa Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan 9 Desember sebagai Hari Anti Korupsi. 

"Sebagai negara yang terpapar parah penyakit ini, sudah selayaknya kita memperingatinya sebagai titik tolak untuk mulai melawan korupsi ini dengan sungguh-sungguh," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.
.
.
t
u
t
e
K
.
.
.
h
h
E