Di tengah pergelutan dengan konsistensi gerakan penolakan reklamasi di pulau Bali, sejumlah seniman dan musisi asal Pulau Dewata kembali melancarkan proyek musik brilian, yakni sebuah album berisi kumpulan lagu yang tercipta dari balik penjara di kisaran era 1965.
Di tengah pergelutan dengan konsistensi gerakan penolakan reklamasi di pulau Bali, sejumlah seniman dan musisi asal Pulau Dewata kembali melancarkan proyek musik brilian, yakni sebuah album berisi kumpulan lagu yang tercipta dari balik penjara di kisaran era 1965.
SIDEBAR
Bernama Prisons Songs, proyek itu diinisiasi oleh Made Mawut dan Gede Putra dari Komunitas Taman 65, yang lantas gencar didukung di antaranya oleh drummer Superman Is Dead, Jerinx dan gitaris Navicula, Dadang Pranoto.
Mereka mengumpulkan lagu-lagu yang ditulis di dalam bui oleh para tahanan politik yang dituduh terlibat gerakan komunis sejak 1965 hingga awal 1970-an. Empat lagu yang tak satu pun sempat direkam sebelumnya telah terkumpul, ditambah dua lagu lain yang tercipta sebelum kurun waktu tragedi pembantaian orang-orang yang dituduh sebagai anggota PKI.
“Menariknya, beberapa lagu bahkan tidak diketahui bagaimana cara menyanyikannya karena penulisnya sendiri sudah tidak ingat bagaimana lagu tersebut dinyanyikan. Akhirnya, hanya bermodalkan partitur dan lirik (seperti terlihat di video), Made Mawut mereka ulang lagu-lagu tersebut sebisa mungkin,” tulis Jerinx melalui akun Facebook resminya beberapa waktu lalu.
Dalam pernyataannya, Jerinx memang menyertakan pula sebuah video yang mempertontonkan salah satu lembar partitur dan lirik tersebut, diiringi suara genjrengan gitar sederhana dan iringan vokal.
Ia melanjutkan, “Saya kebagian menyanyikan lagu 'Dikala Sepi Mendamba' karya Ibu Pasek (menjadi tahanan politik karena terlibat Gerwani) yang ditulis tahun 1974. Lagu ini sama sekali belum pernah direkam, dan Ibu Pasek sudah lupa bagaimana menyanyikannya."
“Untung beliau masih menyimpan lirik dan partitur karya tangan beliau di buku harian-nya. Sebuah romansa noir yang begitu menyayat... Dikala Sepi Mendamba,” imbuhnya.
Setelah dikonfirmasi via telepon olehRolling Stone, musisi kekar bertato itu juga menuturkan bahwa Rio Sidik, peniup terompet asal Surabaya yang sudah tampil melalang buana ke berbagai benua, juga akan hadir di lagu tersebut.
Diagendakan rampung pada Februari mendatang, Prisons Songs hendak diluncurkan dalam format cakram padat disertai buku kecil yang di antaranya memuat ilustrasi dan foto yang coba menunjukan lokasi dan kondisi penjara tempat para tahanan tersebut dihukum, dari era penghukuman hingga di era kini yang telah dialihkan menjadi pertokoan.
“Sekarang sampai proses mixing dan penulisan latar belakang supaya tidak terdengar sebagai lagu belaka, namun mereka tahu ini bagaimana terciptanya, dari siapa, dan untuk siapa,” ujar Made Mawut kepada Rolling Stone.
Tatkala ditanya adakah relasi misi Prisons Songs dan gerakan kontra reklamasi pesisir Bali, musisi blues ini menuturkan,“Secara langsung nggak ada. Namun bagaimana sejarah 1965 yang kelam itu bisa saja terulang. Karena yang dulu di cap komunis kan belum tentu jahat, mereka kebanyakan hanyalah orang–orang yang kritis dan aktivis. Ya inilah, dengan protes dan kritikan bisa saja nantinya di cap komunis.”
Selain Jerinx, Made Mawut, dan Dadang Navicula—yang membawakan lagu bertajuk “Keping Kenangan”—porsi vokal di album tersebut juga akan diisi oleh Man Angga dan Kupit dari Nosstress, serta duo folk asal Bandung, Banda Neira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar